MEDAN (suaramahardika): Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri kini tidak perlu lagi menjalani program foundation. Chandra Kusuma School (CKS) kini telah bekerjasama dengan 5 universitas di lima negara dalam pelaksanaan program foundation ini.
Kepala Sekolah CKS, Rita mengungkapkan selama ini siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengikuti program foundation selama kurang lebih setahun untuk penyesuaian diri dengan budaya di luar negeri. Tapi dengan kerjasama yang sudah terjalin dengan lima negara ini, maka foundation bisa dilakukan di sekolah yang berada di Kompleks Cemara Asri ini.
“Foundation yang ditawarkan nanti, dipastikan biayanya lebih murah sekitar 50% dari pelaksanaan di luar negeri. Dan siswa yang lulus foundation dari CKS, bisa langsung mengikuti perkuliahan sesuai gradenya. Tak hanya semester pertama, namun juga bisa langsung ke semester selanjutnya. Karena menggunakan sistem credit,” ujarnya usai penandatangan kerjasama antara CKS dengan Sun Education Group, Help University Collage (Malaysia), St Francis Methodist School (Singapura) dan Bellerby College (United Kingdom), kemarin.
Menurut Rita, program foundation yang rencananya akan mulai berjalan Januari 2017 ini, tidak tertutup hanya untuk siswa CKS saja, namun terbuka untuk umum. Kepada siswa diluar CKS, bisa mengikuti program setelah selesai sekolah.
“Lantaran program ini bisa diikuti siswa pada tahun terakhir sekolah menengah. Sehingga diharapkan, saat tamat sekolah, bisa langsung mengikuti perkuliahan di luar negeri,” tuturnya.
Kata Rita, bentuk kerjasama foundation CKS dilakukan dengan negara-negara yang berbeda, lantaran universitas yang dituju oleh siswa bukan hanya disatu negara, sehingga ada pilihan bagi siswa. Diharapkan, lanjutnya, melalui kerjasama ini, siswa-siswa yang memiliki ijazah nasional, tetap bisa bersaing dikancah internasional di semua jurusan untuk universitas namapun.
Ketua Yayasan CKS, Malahayati Holland menuturkan berbagai program yang dibuat CKS lantaran melihat keinginan siswa yang sangat tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Tapi, jelasnya, siswa kesulitan dalam memilih universitas serta tidak adanya kepastian dalam memilih negara baru untuk belajar.(bm-2)