
MADINA (suaramahardika):
Untuk menumbuhkan budi pekerti bagi siswa, pemerintah melalui kemdikbud telah meluncurkan sebuah gerakan yang disebut dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan tersebut bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Demikian disampaikan Marsaulina Pane Kepala di SMP Negeri 5 Panyabungan, Kab, Mandailing Natal (Madina) , Jum’at (28/10/2016) usai acara pelaksanaan gerakan literisasi sekolah pada sekolah yang dipimpinya tersebut.
Disebutkannya, GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai.
“Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik seperti yang kita lakukan sekarang ini,” sebutnya.
Dilanjutkannya, membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
“Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik,” lanjutnya.
Selanjutnya kepala sekolah tersebut menyampaikan, “Saat ini pihaknya sedang membangun iklim literisasi sekolah (GLS). Dalam pelaksanaan literisasi, kita melihat peserta didik antusias dalam mengikutinya.
“Karena ini salah satu upaya dalam rangka menumbuhkan minat membaca kepada peserta didik, namun masih butuh proses panjang, agar terbiasa,” ujar Marsaulina Pane.
Dijelaskannya, literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.
“Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu perlu proses dalam terbentuknya,” jelasnya.
Dengan program ini, kata kapala sekolah, Kita ciptakan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi sehingga keberlanjutan dan menjadi kebiasaan.
“Dengan proses itu nantinya membaca akan menjadi satu kebutuhan bagi mereka peserta didik,” katanya sembari menyebutkan, setiap hari sebelum masuk jam pelajaran 15 menit dilaksanakan GLS, seperti pada hari selasa seni budaya, Rabu, kamis membaca buku dan untuk hari jum’at mengaji bagi yang beragama muslim serta hari sabtu olah raga,”imbuhnya.
Kadis Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal melalui Sekrataris M. Yasir yang dihubungi secara terpisah mengucapkan terimakasih krpada SMP 5 Panyabungan yang telah melaksanakan program kementerian tersebut.
“Diharapkan dengan terlaksananya GLS di SMP Negeri 5 tersebut dapat menjadi contoh bagi sekolah lain yang ada di Madina ini, dan diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut 15 menit sebelum jam belajar dimulai dapat meningkatkan mutu pendidikan di Madina,” harapnya.(bm-04)