MEDAN (suaramahardika): Ribuan ummat Islam melaksanaan Sholat Subuh berjamaah di Masjid Agung Medan, Minggu (12/12/2016) yang diimami oleh Wasekjen MUI Pusat T Zulkanaen.
Sholat Subuh berjamaah itu merupakan sebuah gerakan secara Nasional oleh GNPF MUI sekaligus memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1437 H. Sholat subuh ini juga dijaga ketat aparat kepolisian.
Dalam tausiyahnya, Zulkarnaen menegaskan dalam Islam, harga keimanan tidak bisa dibayar, meski dengan dunia sekalipun. Untuk itu, dia mengingatkan, agar para jamaah dan umat Islam untuk tetap menyuarakan agar tersangka penista agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk dipenjara.
Ulama berkaca mata itu menyebutkan, Allah SWT tidak akan menjadikan dunia berakhir atau kiamat sebelum tidak ada seorang pun yang memiliki keimanan di dadanya walau secuil. “Gambaran Islam di akhir zaman, ada seorang penggembala kambing yang satu-satunya manusia yang masih mengucapkan asma Allah kendati dia tidak tahu lagi cara beribadah. Suatu saat, dia berkelahi dengan singa yang hendak memangsa kambing gembalanya, dan dia pun akhirnya mati dimangsa singa tersebut. Di situlah baru dunia dikiamatkan Allah SWT,” ungkapnya.
Tengku Zulkarnain juga menyindir langkah Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam penanganan kasus Ahok. Dia mempertanyakan, apakah Tito terlalu cepat jadi Kapolri makanya tidak tahu pasal. Apa lagi kata dia, kecuali Ahok, sebelumnya para penista agama langsung ditahan kendati belum ditetapkan sebagai tersangka. Dia juga menyebutkan, kasus yang menjerat Ahok merupakan delik umum yang penanganannya harusnya tidak seperti sekarang.
“Lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin bangkai,” ucapnya yang disambut ucapan Allahu Akbar (takbir) jamaah yang hadir.
Dia juga mengumpamakan umat muslim sebagai lebah yang hanya hinggap pada bunga-bunga atau tempat yang baik, namun tidak merusak bunga-bunga tersebut. Perumpamaan itu diucapkannya erat kaitannya dengan Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Namun, jika diganggu, lebah bisa marah. “Dan andai kami mati, (para ulama), masih ada jutaan ulama yang meneruskan perjuangan kami,” ucapnya yang disambut pekikan takbir.
Ulama dari Gerakan Anti Penistaan Agama (GAPAI) Sumut, Ustad Heriyanto juga turut menyampaikan tausiyahnya. Dia berpandangan, Gerakan Nasional Salat Subuh Berjamaah 1212 yang diprakarsai Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) merupakan kebangkitan Islam. “Saya mencium kebangkitan Islam. Karena ada Yahudi bilang, jangan takut sama muslim selama Salat Subuh mereka tidak seramai Jumat. Tapi saya lihat yang terjadi sekarang ini bisa seramai ini,” ungkapnya.
Dia juga menyerukan agar masyarakat Kota Medan siap menyongsong aksi berikutnya dengan berangkat ke Jakarta. “Siap ikut ke Jakarta? 15 juta jamaah, kita akan gelar aksi super super super damai,” ungkapnya yang disambut pekikan kesiapan oleh jamaah
Dia juga mengingatkan agar umat Islam tetap mengawal agar Ahok bisa dijebloskan ke penjara. “Kalau mereka bohong, kita hadapi lebih kuat. Revolusi sudah dimulai,” ucapnya.
Sementara itu Ustadz Sugianto yang memimpin zikir membawa jamaah larut dalam ucapan asma Allah, salawat dan bacaan ayat Al Quran. Sementara Ustad Azwir Ibnu Azis menyebutkam, pembangunan Masjid Agung yang akan dimulai 15 Januari tahun 2017 membutuhkan donasi dan sumbangsih umat Islam.

Tidak lupa, para jamaah yang diingatkan untuk membantu warga Pidie Aceh yang terkena bencana gempa bumi dengan dikomandoi agar melemparkan uang sumbangan ke arah depan atau dekat mimbar secara spontan lantaran ramainya mssa. Lebih Rp100 juta berhasil dikumpulkan dalam waktu singkat itu.(bm-5)