Berita  

Mahasiswa Bertanggung Jawab Sosialisasikan PHBS

Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Basic Training of Publik Health dan Rakerda Ikatan Senat Mahasiswa Kesmas Indonesia Sumut
Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba memberikan sambutan dalam  Seminar Nasional Basic Training of Publik Health dan Rakerda Ikatan Senat Mahasiswa Kesmas Indonesia Sumut
Anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Basic Training of Publik Health dan Rakerda Ikatan Senat Mahasiswa Kesmas Indonesia Sumut

MEDAN (suaramahardika)- Upaya pencegahan penyakit di kalangan masyarakat tidak semata menjadi tugas dari instansi kesehatan, namun juga terpaut dengan instansi lainnya secara holistic termasuk masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI mengajak mahasiswa sebagai kaum intelektual untuk ikut serta mensosialisasikan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di kalangan masyarakat sebagai upaya untuk mencegah timbulnya penyakit.

“Kita mendorong penguatan pemberdayaan masyarakat dari keluarga, sebab keluarga memiliki peran penting untuk meningkatkan kesehatan. Dalam keluarga siklus hidup ada semua di sana, mulai balita, ibu hamil hingga lansia, sehingga kita harapkan ada program kesehatan yang arahnya mengunjungi rumah keluarga, sehingga lebih efektif agar masyarakat bisa dicegah agar tidak jatuh sakit,” ujar Kepala Bagian Program dan Informasi Sekretariat Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Bambang Setiaji, di sela-sela Seminar Nasional Basic Training of Publik Health dan Rakerda Ikatan Senat Mahasiswa Kesmas Indonesia Sumut, kemarin.

Dijelaskannya, program kunjungan ke rumah keluarga ini merupakan tindakan pro aktif, sehingga pembiayaan kesehatan masyarakat itu bisa lebih efektif. Hal ini harus dilakukan karena perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat baru sebesar 38,7 persen. Belum lagi minimnya konsumsi buah dan sayur dan masih banyaknya masyarakat yang merokok, sehingga membuat pembiayaan kesehatan itu mahal. “Kita berharap jangan sampai sadikin, sakit sedikit miskin, meskipun kita memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN),” terang Bambang.

Oleh karena itulah pendekatan keluarga untuk mencegah masyarakat sakit ini sangat penting dilakukan karena ini menjadi perencanaan yang terintegrasi sebab masalah kesehatan itu bukan hanya instansi kesehatan tapi juga holistic, antar lintas sektoral.

Kadis Kesehatan Sumut, Raden Roro Siti Hartati Surjanti memaparkan bahwa kesehatan keluarga itu diwajibkan untuk memenuhi standar kesehatan, seperti mau merencanakan punya anak berapa artinya keluarga tersebut harus Ber KB, kalau melahirkan persalinan harus difasilitasi kesehatan jangan dilakukan di rumah, setelah lahir anak harus diberi ASI, kemudian program pendamping ASI hingga tumbuh kembang anak yang harus diperhatikan, selain itu kalau ada anggota keluarga yang mengalami sakit baik menular ataupun tidak menular juga harus dituntaskan.

“Dalam keluarga juga harus dijaga agar air bersih, rumah harus memiliki jamban, dan sebisa mungkin menghilangkan perilaku merokok. Pasalnya kalau satu rumah ada yang merokok tentu itu merupakan lingkungan yang tidak sehat, disamping harus menerapkan PHBS, ini merupakan standar kesehatan yang harusnya wajib dipenuhi satu keluarga,” jelas Roro.

Makanya kata dia, sangat diharapkan sekali kalau ada mahasiswa yang dapat menghandle satu keluarga, artinya minimal itu bukan untuk petugas teknis, tapi kalau ada ibu yang hamil di lingkungan sekitarnya mahasiswa dapat mengingatkan sudah periksa atau belum, kalau ada bayi bisa diingatkan sudah imunisasi apa belum. “Ini bisa dilakukan tidak hanya mahasiswa kesehatan saja, tapi mahasiswa dari fakultas lainnya juga bisa seperti mahasiswa ekonomi dan lainnya,” terangnya.

Dekan Fakultas Kesmas Universitas Sari Mutiara, Taruli Rohana Sinaga mengatakan melalui seminar ini diharapkan mahasiswa dengan Tri Darma Perguruan Tingginya bisa mengabdi kepada masyarakat dengan memfasilitasi informasi terkait dengan upaya masyarakat untuk secara mandiri meningkatkan kesehatan.

“Dalam seminar ini kita menekankan kepada mahasiswa agar ada keluarga binaan, jadi ketika mereka praktek belajar lapangan mereka dapat mengaplikasikan apa yang dimaksud dengan konsep keluarga sehat itu, sehingga bisa memberdayakan masyarakat secara mandiri meningkatkan kesehatannya,” terang Taruli.(bm1)