MEDAN (berita mahardika)- Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang sudah diaplikasikan manusia sejak lahir. Sebab sejak manusia lahir, ilmu ilmu komunikasi sudah ada dan dibutuhkan. Oleh karena itu, ilmu komunikasi penting dalam kehidupan manusia.
“Saat ini juga, perlu disadari bahwa ilmu komunikasi merupakan ilmu yang menyelamatkan manusia dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Karena katanya, perang dunia kedua itu, tidak akan terjadi kalau ada komunikasi yang baik,” kata Plt Gubernur Sumut, T Erry Nuradi, saat membuka Kongres Nasional Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) IV/2016 di Hotel Madani Medan, Selasa (10/5/2016).
Dikatakannya, selain ilmu komunikasi menyelamatkan manusia dari berbagai permasalahan, Ilmu komunikasi juga memiliki fungsi dalam menyampaikan dan mentransfer informasi yang berhubungan dengan ilmu lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bila ilmu komunikasi penting dalam kehidupan manusia.
Pada Kongres Aspikom IV ini, Erry menilai tema yang dibahas sangat tepat dan relevan dengan kondisi sekarang yang menunjukkan perubahan teknologi komunikasi sangat dinamis. Adapun tema yang dibahas adalah “Kesiapan dan Daya Saing Indonesia di Era Komunikasi Digital”.
“Seperti diketahui, perkembangan teknologi membuat akses ke belahan dunia tanpa batas dan ruang waktu. Selain itu, perkembangan dan kemajuan teknologi mendorong dunia perubahan dan pergeseran pengunaan media tradisional menjadi media digital,” sebut Erry.
Terkait hal tersebut, lanjut Erry, kongres dan seminar nasional yang dilakukan Aspikom diharapkan dapat memberikan gambaran, resiko, dan peluang penggunaan media digital di Indonesia.
“Apalagi dalam kegiatan ini hadir sejumlah guru besar, pakar, dan praktisi ilmu komunikasi di Indonesia, yang diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan mengkaji kembali konsep-konsep yang telah ada hingga nantinya dapat merekomendasi kepada kebijakan pada stakeholder terkait,” jelasnya.
Ketua Umum Aspikom Pusat, Dr Atwar Bajari berharap, dalam kegiatan ini dapat mendiskusikan hal-hal yang strategi dalam perkembangan ilmu komunikasi di wilayah masing-masing. Karena pastinya itu dapat bermanfaat bagi para praktisi itu sendiri.
“Dalam hal ini, kita pun harus menggali banyak informasi terkait ilmu komunikasi, karena komunikasi bersifat dinamis. Selain itu, kita juga harus perluas jaringan, tidak hanya di tingkat nasional saja, tapi juga internasional,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia juga Ketua Aspikom Sumut, Rudianto mengatakan, kongres di Medan tercatat ada 267 peserta meliputi 130 prodi ilmu komunikasi dari 23 provinsi. Dalam sambutannya, Rudianto mengungkapkan bahwa jumlah tersebut merupakan sejarah, karena tercatat sebagai peserta terbanyak selama penyelenggaraan Kongres Aspikom.
Rudianto juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada UMSU, UMA, USU, UISU, Universitas Dharmawangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” (STIK-P) Medan.
“Dalam kongres ini, para peserta yang hadir terdiri atas para rektor, pimpinan prodi, dan guru besar ilmu komunikasi. Sebelum tur wisata ke Danau Toba, tahun ini juga dirangkai dengan rembug nasional, seminar nasional, penyerahan Aspikom Award, dan peluncuran buku,” katanya. (bm3)