Berita  

Guru Bisa Gunakan Ponsel Tuk Raih Sertifikasi

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata

sumarna-rmol

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata

MEDAN (suaramahardika) :Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata mengharapkan guru lebih melek teknologi. Gunakan aplikasi pada telepon seluler (ponsel) untuk mendapatkan pembelajaran massif demi meningkatkan kemampuan mengajar. Pernyataan ini diungkapkannya kepada puluhan guru di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YP-SIM) Medan, Jumat (10/6/2016) sore.

“Model pembelajaran sertifikasi sudah bisa didapatkan melalui aplikasi berbasis ios atau android. Manfaatkan untuk peningkatan kompetensi,” ucapnya.

Kepada guru-guru di YP-SIM, juga diminta untuk menyebarkan virus pembelajaran yang baik. Sehingga bisa menjadikan sekolah ini sebagai center of excellent.

“Dan bagi guru-guru yang belum mendapatkan sertifikasi, bisa segera ajukan, biar bisa dibantu,” tuturnya.

Anggota Komisi X DPR-RI, Sofyan Tan menyatakan, kesejahteraan para guru harus jadi prioritas pemerintah. Sebab, selain meningkatkan kualitas guru di dunia pendidikan dapat melahirkan siswa-siswa yang cerdas.

” Banyak persoalan guru menyangkut sertifikasi insentif dan sebagainya yang belum terselesaikan. Melalui DPR Komisi X telah banyak berkomunikasi dengan Dirjen pendidikan untuk segera memberi kemudahan kepada seluruh guru di Indonesia mendapatkan sertifikat dan insentif dengan mudah,” tutur dia.

Menurutnya, persoalan guru menyangkut ketidakpahaman guru terhadap produser yang dinilai panjang dan memerlukan waktu lama. Telah mengunjungi banyak sekolah-sekolah seluruh Indonesia, tuturnya, hampir sama pertanyaannya tentang sertifikasi dan insentif.

“Bahkan saat RDP dengan menteri pendidikan, kita selalu mempertanyakan ini karena memang banyak kekeliruan di dalamnya. Kita menginginkan proses ini jangan bertele-tele karena untuk menunggu insentif Rp1,5 juta bagi guru swasta non PNS saja harus bertahun-tahun,” ungkapnya yang juga Ketua Pembina Yayasan Sultan Iskandar Muda ini.

Sementara terkait ketidakadilan keikutsertaan guru dalam Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) oleh dinas pendidikan di kabupaten/kota, Sofyan Tan menyatakan, itu memang selalu terjadi karena melihat jumlah guru 3 juta lebih ini untuk mendapatkan hak yang sama akan sangat sulit. Sehingga terjadilah permainan karena kedekatan dengan dinas, maka dapat ikut Diklat.

“Meskipun begitu sekarang tidak perlu lagi ikut diklat, tapi bisa pelatihan melalui online. Sakn menghemat biaya juga dapat menjawab hambatan-hambatan yang ada,” ucapnya.

Disinggung kesejahteraan para guru di sekolah yang didirikannya ini, Sofyan Tan mengaku, telah berupaya memberi kesejahteraan seperti menjadikan guru tetap bagi yang telah mengabdi 5 tahun kerja dengan loyalitas bagus, kemudian mendapatkan dana pensiunan yang diperoleh bukan dari potongan gaji para guru namun diambil dana dana yayasan. Selanjutnya juga memberikan sekolah gratis bagi 2 orang anak guru dan memberi beasiswa untuk belajar di perguruan tinggi negeri. (bm-2)