Empat Universitas Pelaksana PLPG 2016

Rektor UMNAl-Washliyah Kondar Siregar menerima penghunjukan sebagai salah satu Kampus PPLPG dari Rektor Unimed Syawal Gultom
Rektor UMNAl-Washliyah Kondar Siregar menerima penghunjukan sebagai salah satu Kampus PPLPG dari Rektor Unimed Syawal Gultom
Rektor UMNAl-Washliyah Kondar Siregar menerima penghunjukan sebagai salah satu Kampus PPLPG dari Rektor Unimed Syawal Gultom

MEDAN (suaramahardika):

Empat universitas di Medan yakni, Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Riau (UNRI), Universitas HKBP Nomensen Medan (UHN) dan Universitas Muslim Nusantara Al-wasliyah (UMN) menjadi pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dengan rayon 102 tahun 2016 di Sumatera Utara. Unimed sendiri sebagai Kepala Rayon pelaksana PLPG, sedangkan UNRI, UHN, dan UMN sebagai Sub Rayon.

Hal tersebut diputuskan saat rapat kordinasi penyelenggaraan PLPG tahun 2016 di Hotel Grand Angkasa Medan, Kamis (6/10/2016). Agenda rapat koordinasi diantaranya membahas mekanisme pelaksanaan dan pengelolaan keuangan. Kemudian dilakukan juga penandatanganan MoU antara Unimed, UNRI, UHN dan UMN terkait kesepakatan pelaksanaan dan mekanisme pengelolaan keuangan pelaksanaan PLPG 2016 di wilayah Sumatera.

Hadir dalam rapat koordinasi dan penandatangan MoU, Rektor Unimed Prof  Syawal Gultom, Rektor UHN, Sabam Malau, Rektor UMN Kondar Siregar dan yang mewakili Rektor UNRI Dr. Suherman. Sedangkan peserta rapat koordinasi adalah tim pelaksanana, tim pengelola keuangan dan tim penyusun perangkat pelaksanaan PLPG dari Unimed, UNRI, UHN dan UMN.

Wakil Rektor I Unimed Prof Abdul Hamid selaku kordiantor PLPG mengatakan, pelaksanaan PLPG direncanakan akan dilaksanakan oleh pemerintah sampai tahun 2019 bagi guru-guru TK/PAUD/SD/SMP/SMA/SMK sederajat yang diangkat sebagai guru PNS dan guru tetap yayasan dari tahun 2005 hingga desember 2015.

Pelaksanaan PLPG akan dilaksanakan selama 10 hari, dan dalam pelaksanaannya peserta harus lulus ujian tulis lokal (UTL) dan lulus ujian praktek mengajar (peerteching) baru boleh mengikuti ujian tulis nasional (UTN) yang dilaksanakan secara online berbasis komputer.

“Dalam hal ini, panitia telah mempersiapkan laboratorium komputer di Unimed, UNRI, UHN dan UMN dalam pelaksanaan UTN. Jadi peserta tidak perlu mengkhawatirkan dalam menyediakan fasilitasnya. Bagi peserta yang mengikuti PLPG dan nilai UKGnya di atas 8.0, maka tidak perlu lagi mengikuti ujian UTN secara online,”jelasnya.

Dikatakannya, pelaksanaan PLPG tahun 2016 ini ada beberapa poin yang berbeda dari tahun-tahun sebeumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kordinasi aktif secara baik agar pelaksanaan PLPG nantinya tidak ada halangan dan kendala yang dapat menghambat keberhasilan dalam proses hingga akhir.

“Rapat kordinasi ini juga kita manfaatkan untuk menyatukan persepsi dan pola pelaksanaan PLPG sesuai konsep dan aturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Mari kita taat azas dalam melaksanakan PLPG, dan saling mengisi untuk kebersamaan antara rayon dan sub rayon. Namun pada prinsipnya kita adalah sama, sama-sama sebagai pelaksana dalam mensukseskan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas mutu guru dan kesejahteraan guru,”ujarnya.

Sebelum dilakukan penandatanganan MoU antara Unimed, UNRI, UHN dan UMN, masing-masing rektor memberikan sambutan dihadapan peserta rapat koordinasi penyelenggaraan PLPG. Pada prinsipnya selaku sub rayon pelaksanaan PLPG siap melaksanakan PLPG.

“Kami sangat berkomitmen dan akan melaksanakan PLPG sebaik munkin sesuai prosedur yang dikeluarkan pemerintah,”ucap Rektor UHN, Sabam Malau dalam sambutannya.

Rektor Unimed, Prof. Dr. Syawal Gultom, menambahkan, untuk mensukseskan pelaksanaan PLPG ini secara bersama kuncinya adalah komitmen bersama agar penyelenggaraan PLPG nantinya bisa kita laksanakan dengan baik, sesuai prosedur, taat azas dan menjaga kepercayaan pemerintah dalam menghantarkan peserta PLPG bisa mencapai nilai kelulusan yang telah ditetapkan pemerintah yakni 8,0.

“Kita berharap bisa sama-sama mendorong agar peserta PLPG dapat menemukan sesuatu yang baru, yang tidak mereka dapatkan di sekolah. Ini merupakan tantangan bagi kita sebagai pelaksana dan kita harus mendorong para instruktur untuk mewujudkannya dalam proses PLPG nantinya. Proses harus kita standarisasi, dan dalam proses instruktur harus bicara dari hati kehati dengan peserta agar mereka mau berinovasi. Sehingga, mereka akan terlatih berinovasi dalam kehidupannya dan dalam proses pembelajaran di kelas nantinya setelah lulus diklat PLPG,”sebutnya. (bm-3)